Langsung ke konten utama

Kunjungan Sekolah Wirausaha Aisyiyah Kabupaten Sorong

 


Radar Sorong, bermaksud melahirkan wirausahawan handal, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong menjalin kolaborasi bersama Sekolah Wirausaha 'Aisyiyah' (SWA) di bidang pengolahan hasil laut. langkah awal dari kolaborasi ini diwujudkan dalam kunjungan rombongan SWA yang yang melakukan praktik pembelajaran SWA ke kampus Politeknik KP Sorong.

Dalam kunjungan tersebut, SWA sengaja menyambangi Kampus Politeknik KP Sorong untuk untuk belajar berwirausaha dengan mengunjungi pengusaha muda yang sukses.
kebetulan kampus Politeknik KP Sorong sendiri memiliki unit kewirausahaan yang bisa menjadi rumah belajar ibu-ibu SWA. 

"dulu namanya Entrepreneur Business Center (EBC), yang dibentuk tahun 2019, dan saat ini sedang kita kita manfaatkan kembali menjadi unit kewirausahaan.


Rencananya unit kewirausahaan ini akan membuka lahan-lahan untuk pelatihan bagi taruna-taruni dan masyarakat sekitar guna memperdalam ilmu kewirausahaannya," terang Direktur Politeknik KP Sorong, Endang Gunaisah.

Pada kesempatan tersebut, ibu-ibu SWA diajak untuk menyulap kepiting menjadi olahan makanan yang lebih bernilai jual tinggi. seperti dijadikan sosis, nugget, otak-otak dan beberapa jenis makanan cepat saji lain yang rasanya tak kalah dengan produk skala besar. pengolahan kepiting menjadi makanan cepat saji juga diupayakan tanpa mencampurkan bahan pengawet maupun penyedap, dengan maksud agar kualitas rasa dan vitamin yang terkandung di dalam daging kepiting tidak hilang.



Endang menekankan, bahwa selama kegiatan berlangsung penerapan prokes berupa 3M juga tak ditanggalkan, sebab aturan tersebut sangat penting  untuk selalu diperhatikan. "kami tetap menggunakan prokes, karena hal yang sangat penting.

setelah tamu turun dari mobil langsung mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya, tak lupa mereka tetap menggunakan masker dan menjaga jarak", ujarnya. sesuai tujuan awalnya untuk menjalin kolaborasi bersama SWA, Politeknik KP Sorong tahun ini sedang berencana membangun toko 'Honai Adem' yang bakal menyediakan display produk kewirausahaan. Honai Adem nantinya akan menjadi tempat bagi para reseller beberapa produk.

"sementara yang sudah deal adalah produk olahan makanan yang diproduksi di Bitung. jadi nantiya kami disini akan menjadi reseller atau pemasar. Produknya berupa olahan makanan dari hasil laut seperti olahan ikan tuna. jadi produksinya dibitung, penjualannya di kampus kami, disitu nanti akan di tag merek bahwa produk tersebut diproduksi oleh oni-oni yang dipasarkan oleh Politeknik KP Sorong", bebernya.

dengan adanya rencana tersebut, nantinya SWA diharapkan juga akan menjadi reseller yang bakal mensupport pemasaran produk olahan hasil laut tersebut. sehingga kolaborasi yang sejak awal dibangun akan menghasilkan simbiosis mutualisme antara Politenik KP Sorong dengan ibu-ibu SWA. (ayu)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peduli Lingkungan, Awardee Pertamina Foundation Lakukan Pengambilan Sampah di Pantai Boswesen

  Awardee Pertamina Foundation beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong ikut serta dalam mendukung salah program Pejabat Wali Kota Sorong dalam hal kebersihan yang bertempat di pantai Boswesen, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jum’at (29/09/2023). Kegiatan bersih pantai ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIT sampai 11.00 WIT dengan melibatkan Pejabat Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, SH, MPA. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Daniel Heintje Ndahawali, S.Pi, M.Si mengatakan kegiatan kebersihan sampah ini merupakan salah satu dari program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Gerakan Bulan Cinta Laut yaitu yang berfokus pada pembersihan sampah pesisir dan laut dari sampah plastik dan sejenisnya karena kebersihan pesisir pantai merupakan salah satu bagian dari bagaimana cara kita mempertahankan keberlanjutan dari ekosistem pesisir dan laut. Para Awardee beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong bersama-sama dalam melakukan kegiatan pembersihan pesisir d

DALIHAN NATOLU, FALSAFAH PEMERSATU ORANG BATAK

Dalihan Natolu  adalah satuan tungku tempat memasak yang terdiri dari tiga batu. Pada zamannya, kebiasaan masyarakat Batak memasak di atas tiga tumpukan batu, dengan bahan bakar kayu. Tiga tungku itu, dalam bahasa Batak disebut dalihan. Falsafah dalihan natolu  paopat sihal-sihal dimaknakan sebagai kebersamaan yang cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak. Tungku merupakan bagian peralatan rumah yang sangat vital. Karena menyangkut kebutuhan hidup anggota keluarga, digunakan untuk memasak makanan dan minuman yang terkait dengan kebutuhan untuk hidup. Dalam prakteknya, kalau memasak di atas dalihan natolu , kadang-kadang ada ketimpangan karena bentuk batu ataupun bentuk periuk. Untuk mensejajarkannya, digunakan benda lain untuk mengganjal. Dalam bahasa Batak, benda itu disebut Sihal-sihal. Apabila sudah pas letaknya, maka siap untuk memasak.  Ompunta naparjolo martungkot salagunde. Adat napinungka ni naparjolo sipaihut-ihut on ni na parpudi . Umpasa itu sangat relevan dengan falsaf

Dorong Putra Daerah Manfaatkan Sekolah Gratis

Sorong, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melalui Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KP, Dr. Kusdiantoro, M.Sc mendorong putra-putri daerah Papua manfaatkan peluang pendidikan gratis yang ada di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Sorong. Sebab 60 persen taruna-taruni kesua sekolah tersebut diprioritaskan bagi putra-putri daerah secara gratis. “60 persen peluang di sini didedikasikan kepada anak pelaku utama kegiatan di bidang kelautan perikanan. Terutama untuk anak nelayan, budidaya, pengelola, pemasaran dan seluruh anak anak yang orang tuanya memang menggeluti pekerjaan di bidang kelautan perikanan. Ini kesempatan besar bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk bisa mendapatkan kesempatan pendidikan tanpa membayar,” ujar Kusdiantoro saat melakukan kunjungan ke kampus Poltek KP Sorong. Terobosan menariknya adalah bagaimana SUPM dan Poltek KP sudah memberikan kesempatan yang besar juga untuk putra-putri daerah di pulau