Langsung ke konten utama

Tiga Taruna Apsor ke Australia



Citizen6, Sorong: Sebanyak Tiga taruna dan taruni Akademi Perikanan Sorong (Apsor), dinyatakan lolos seleksi " Fisheries Student Fellowship Program " di Universitas Wollonggong Australia selama 2 minggu. Program ini adalah tindak lanjut dari Public Information Campaign (PIC) antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kedutaan Besar (Kedubes) Australia.

Ketiga taruna dan taruni Apsor yang lolos seleksi dan segera berangkat ke Australia yaitu: Wisnu F. Widyantoro, Debby D. Saragih, dan Andre N. Harsono. “Ini kesempatan pertama kalinya Apsor mengikuti program ke Australia. Sebelumnya ada 12 orang yang ikut seleksi dan akhirnya yang lolos tiga orang,” jelas Direktur Apsor Sorong, Ir. Mochammad H. Edy, M.S yang didampingi Pembantu Direktur Satu Dra. H. Endang Gunaisah, kemarin.

Setelah mereka dinyatakan lolos seleksi, mereka berkesempatan berangkat ke Negara Kangguru untuk mempelajari berbagai hal salah satu fokusnya adalah
 illegal fishing. Edy juga menambahkan, tentang materi seleksi salah satunya adalah cara berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris, karena dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Direktur Apsor menerangkan lebih jauh ketika ditanya mengenai illegal fishing, tentunya mereka akan mendapatkan pelajaran berharga tentang hukum di bidang kelautan maupun batas wilayah perairan yang berlaku di Australia maupun dengan negara-negara tetangganya. Dengan begitu, mereka akan tahu tentang aturan hukum di Australia dan Indonesia. Ketika mengetahui tentang aturan hukum, maka sudah pasti tidak boleh dilanggar, sebab hal itu ada sanksinya.

Edy menambahkan, cara seperti ini merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah secara persuasif di antara Australia dan Indonesia. "Daripada harus berkonfrontasi akhirnya akan timbul sebuah pemahaman, sehingga kedua belah pihak tidak ada yang saling melanggar aturan,” ucapnya.

Dirinya berharap, setelah mereka kembali ke tanah air, terutama ke Apsor, ilmu yang didapatkan selama di Australia bisa dibagikan kepada rekan-rekannya. “Kalau mereka sudah lulus dan bekerja di instansi pemerintahan atau menjadi nelayan, mereka bisa menjelaskan tentang hukum kelautan, terutama soal illegal fishing yang berlaku di Australia dan Indonesia,” ujar Edy.

Edy berpesan agar ketiga taruna Apsor ini lebih percaya diri, terutama saat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. “Harus percaya diri. Mereka adalah wakil dari Papua, bahkan Indonesia. Saya rasa taruna Apsor berkualitas, dan mereka yang dikirimkan ini memang berkualitas. Buktinya dari Bitung yang lolos hanya dua orang, Sidoarjo empat orang dan Apsor tiga orang. Yang jelas, Apsor bukan yang paling buncit,” tandasnya.

Ketika dicecar tentang waktu keberangkatan, Edy menambahkan, " dijadwalkan 2 Juni 2011 mereka akan berangkat ke Jakarta. Kemungkinan, mereka akan mendapatkan pembinaan di Jakarta sebelum ke Australia. Semua biaya ditanggung Kedubes Australia para taruna hanya mengurus passport, karena itu adalah identitas diri mereka. Bila perlu, nantinya kita urus bersama-sama,” pungkasnya. (Pengirim: Henry Victor S)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peduli Lingkungan, Awardee Pertamina Foundation Lakukan Pengambilan Sampah di Pantai Boswesen

  Awardee Pertamina Foundation beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong ikut serta dalam mendukung salah program Pejabat Wali Kota Sorong dalam hal kebersihan yang bertempat di pantai Boswesen, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jum’at (29/09/2023). Kegiatan bersih pantai ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIT sampai 11.00 WIT dengan melibatkan Pejabat Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, SH, MPA. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Daniel Heintje Ndahawali, S.Pi, M.Si mengatakan kegiatan kebersihan sampah ini merupakan salah satu dari program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Gerakan Bulan Cinta Laut yaitu yang berfokus pada pembersihan sampah pesisir dan laut dari sampah plastik dan sejenisnya karena kebersihan pesisir pantai merupakan salah satu bagian dari bagaimana cara kita mempertahankan keberlanjutan dari ekosistem pesisir dan laut. Para Awardee beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong bersama-sama dalam melakukan kegiatan pembersihan pesisir d

DALIHAN NATOLU, FALSAFAH PEMERSATU ORANG BATAK

Dalihan Natolu  adalah satuan tungku tempat memasak yang terdiri dari tiga batu. Pada zamannya, kebiasaan masyarakat Batak memasak di atas tiga tumpukan batu, dengan bahan bakar kayu. Tiga tungku itu, dalam bahasa Batak disebut dalihan. Falsafah dalihan natolu  paopat sihal-sihal dimaknakan sebagai kebersamaan yang cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak. Tungku merupakan bagian peralatan rumah yang sangat vital. Karena menyangkut kebutuhan hidup anggota keluarga, digunakan untuk memasak makanan dan minuman yang terkait dengan kebutuhan untuk hidup. Dalam prakteknya, kalau memasak di atas dalihan natolu , kadang-kadang ada ketimpangan karena bentuk batu ataupun bentuk periuk. Untuk mensejajarkannya, digunakan benda lain untuk mengganjal. Dalam bahasa Batak, benda itu disebut Sihal-sihal. Apabila sudah pas letaknya, maka siap untuk memasak.  Ompunta naparjolo martungkot salagunde. Adat napinungka ni naparjolo sipaihut-ihut on ni na parpudi . Umpasa itu sangat relevan dengan falsaf

Dorong Putra Daerah Manfaatkan Sekolah Gratis

Sorong, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melalui Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KP, Dr. Kusdiantoro, M.Sc mendorong putra-putri daerah Papua manfaatkan peluang pendidikan gratis yang ada di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Sorong. Sebab 60 persen taruna-taruni kesua sekolah tersebut diprioritaskan bagi putra-putri daerah secara gratis. “60 persen peluang di sini didedikasikan kepada anak pelaku utama kegiatan di bidang kelautan perikanan. Terutama untuk anak nelayan, budidaya, pengelola, pemasaran dan seluruh anak anak yang orang tuanya memang menggeluti pekerjaan di bidang kelautan perikanan. Ini kesempatan besar bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk bisa mendapatkan kesempatan pendidikan tanpa membayar,” ujar Kusdiantoro saat melakukan kunjungan ke kampus Poltek KP Sorong. Terobosan menariknya adalah bagaimana SUPM dan Poltek KP sudah memberikan kesempatan yang besar juga untuk putra-putri daerah di pulau