Langsung ke konten utama

PEDULI ANAK-ANAK, AWARDEE PERTAMINA FOUNDATION LAKUKAN TRAUMA HEALING KORBAN CUACA EKSTREM JEMBATAN PURI

 




JurnalPost.com- Cuaca ekstrem yang terjadi pada Rabu (23/02/2022) di wilayah pesisir pantai berdampak kepada sebagian masyarakat kehilangan tempat tinggal.

Awardee Pertamina Foundation terpanggil membantu meringankan beban korban bencana. Aksi peduli dilakukan kepada anak-anak yang menjadi korban bencana tersebut melalui kegiatan trauma healing, Kamis (03/02/20220) bertempat di lokasi terdampak kompleks Jembatan Puri, Kelurahan Klaligi, Kota Sorong.

Kehadiran awardee bersama Dosen Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong disambut oleh Ketua RW, Ibu Mery Lince Bisay, yang sebelumnya telah dilakukan komunikasi terkait kegiatan tersebut. Acara dimulai dengan sambutan Wakil Direktur Politeknik KP Sorong, Dr. Handayani. Dalam sambutan Dr. Handayani prihatin terhadap korban cuaca ekstrem terutama anak-anak yang kehilangan tempat tinggal sehingga penting dilakukan upaya mengurangi trauma.

Mengingat wilayah terdampak merupakan komunitas anak pelaku utama perikanan, Beliau menawarkan bagi anak-anak yang telah menamatkan pendidikan SMA sederajat untuk dapat menempuh kuliah di Politeknik KP Sorong dengan bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Diakhir sambutan dilakukan pemberian bantuan sembako untuk meringankan beban masyarakat terdampak. Kegiatan trauma Healing diikuti oleh 23 anak dan dipandu oleh awardee. Anak anak diajak untuk bernyanyi, berjoget, menggambar, dan  menyampaikan MOP (budaya humor ala Papua) yang tentu akan memberikan keceriaan bagi mereka. Keceriaan terlihat dari keaktifan mereka mengikuti instruksi yang dipandu oleh awardee.


Selain healing, awardee mensosialisasikan perubahan iklim melalui cerita yang mudah diterima anak-anak. Sosialisasi ini diberikan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak tersebut perihal iklim, pencegahan bencana, dan dampak dari bencana sehingga dapat menjadi bekal mereka dalam menghadapi cuaca ekstrem karena tempat mereka tinggal merupakan tempat yang rawan dari dampak cuaca ekstrem.

Diakhir kegiatan, tim melakukan wawancara terhadap Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Apresiasi diberikan oleh BPBD dan warga atas respon dan tanggap yang diberikan oleh awardee dengan trauma healingnya untuk mengembalikan semangat anak-anak.

Oleh : Hendra Poltak

sumber : https://jurnalpost.com/peduli-anak-anak-awardee-pertamina-foundation-lakukan-trauma-healing-korban-cuaca-ekstrem-jembatan-puri/31418/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peduli Lingkungan, Awardee Pertamina Foundation Lakukan Pengambilan Sampah di Pantai Boswesen

  Awardee Pertamina Foundation beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong ikut serta dalam mendukung salah program Pejabat Wali Kota Sorong dalam hal kebersihan yang bertempat di pantai Boswesen, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jum’at (29/09/2023). Kegiatan bersih pantai ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIT sampai 11.00 WIT dengan melibatkan Pejabat Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, SH, MPA. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Daniel Heintje Ndahawali, S.Pi, M.Si mengatakan kegiatan kebersihan sampah ini merupakan salah satu dari program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Gerakan Bulan Cinta Laut yaitu yang berfokus pada pembersihan sampah pesisir dan laut dari sampah plastik dan sejenisnya karena kebersihan pesisir pantai merupakan salah satu bagian dari bagaimana cara kita mempertahankan keberlanjutan dari ekosistem pesisir dan laut. Para Awardee beserta Korps Alumni Apsor-Poltek KP Sorong bersama-sama dalam melakukan kegiatan pembersihan pesisir d

DALIHAN NATOLU, FALSAFAH PEMERSATU ORANG BATAK

Dalihan Natolu  adalah satuan tungku tempat memasak yang terdiri dari tiga batu. Pada zamannya, kebiasaan masyarakat Batak memasak di atas tiga tumpukan batu, dengan bahan bakar kayu. Tiga tungku itu, dalam bahasa Batak disebut dalihan. Falsafah dalihan natolu  paopat sihal-sihal dimaknakan sebagai kebersamaan yang cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak. Tungku merupakan bagian peralatan rumah yang sangat vital. Karena menyangkut kebutuhan hidup anggota keluarga, digunakan untuk memasak makanan dan minuman yang terkait dengan kebutuhan untuk hidup. Dalam prakteknya, kalau memasak di atas dalihan natolu , kadang-kadang ada ketimpangan karena bentuk batu ataupun bentuk periuk. Untuk mensejajarkannya, digunakan benda lain untuk mengganjal. Dalam bahasa Batak, benda itu disebut Sihal-sihal. Apabila sudah pas letaknya, maka siap untuk memasak.  Ompunta naparjolo martungkot salagunde. Adat napinungka ni naparjolo sipaihut-ihut on ni na parpudi . Umpasa itu sangat relevan dengan falsaf

Dorong Putra Daerah Manfaatkan Sekolah Gratis

Sorong, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melalui Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KP, Dr. Kusdiantoro, M.Sc mendorong putra-putri daerah Papua manfaatkan peluang pendidikan gratis yang ada di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Sorong. Sebab 60 persen taruna-taruni kesua sekolah tersebut diprioritaskan bagi putra-putri daerah secara gratis. “60 persen peluang di sini didedikasikan kepada anak pelaku utama kegiatan di bidang kelautan perikanan. Terutama untuk anak nelayan, budidaya, pengelola, pemasaran dan seluruh anak anak yang orang tuanya memang menggeluti pekerjaan di bidang kelautan perikanan. Ini kesempatan besar bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk bisa mendapatkan kesempatan pendidikan tanpa membayar,” ujar Kusdiantoro saat melakukan kunjungan ke kampus Poltek KP Sorong. Terobosan menariknya adalah bagaimana SUPM dan Poltek KP sudah memberikan kesempatan yang besar juga untuk putra-putri daerah di pulau